Kaitan peran pendidik dalam mewujudkan pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA)
oleh : Ahmad Sarip CGP A5
Menurut KHD, pendidikan yang ditujukan bagi warga Bangsa Timur harus mengedepankan humanis, kerakyatan, dan kebangsaan. Tiga hal inilah yang menjadi dasar seruan KHD untuk mendidik bangsa dan mengarahkannya ke arah politik kebangkitan atau kemerdekaan.
Ciri utama pendidikan yang berpusat pada siswa adalah bahwa guru menghormati dan menerima siswa sebagaimana adanya. Hal inilah yang dinamakan pendidikan humanistik yang juga sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Pendidik menuntun tumbuh kembang anak bukan membentuk seperti keinginan pendidik. Anak memiliki kodratnya tersendiri
Menurut Ki Hajar Dewantara, Manusia Merdeka adalah manusia yang bersandar pada
kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain
Pendidikan itu adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak; agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Salah satu langkah awal sebagai pendidik adalah bagaimana memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar
Perilaku guru dalam mendidik murid atau anak bangsa menjadi pegangan dan modal utama sehingga KHD menciptakan istilah yang kemudian sangat terkenal, yaitu:
- Ing ngarsa sung tulada (di muka memberi contoh),
- Ing madya mangun karsa (di tengah membangun cita-cita),
- Tut wuri handayani (mengikuti dan mendukungnya)
Melihat peranan nilai sangat penting dalam kehidupan tingkah laku sehari-hari, maka rasanya penting bagi seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Sebagai pemimpin perubahan, Guru Penggerak diharapkan mulai berlatih dan mengadopsi kebiasaan berpikir sistem sebagai pendekatan holistik yang berfokus pada bagaimana bagian-bagian penyusun sebuah ekosistem pendidikan saling terkait dan bagaimana bagian-bagian tersebut dari waktu ke waktu bekerja secara simultan dalam konteks lain atau sistem lain yang lebih besar. Guna mewujudkan profil pelajar Pancasila
kata kunci yang terkait dengan nilai-nilai guru penggerak: (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif.
Roda Nilai Guru Penggerak |
Di masa mendatang, Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing.
Peran Guru Penggerak yang dimulai dengan pendalaman Nilai-nilai Guru Penggerak dalam diri Guru Penggerak. Terdapat 5 peran Guru Penggerak yang akan diuraikan secara singkat di bagian ini.
Peran Guru Penggerak di lingkup kelas-sekolah dan lingkungan-masyarakat |
Setelah memahami dasar pendidikan, nilai dan peran guru penggerak mulailah melakukan perubahan dengan membuat visi untuk diri sendiri dalam mencapai perubahan yang diinginkan.
Salah satu paradigma sekaligus model manajemen perubahan yang memegang prinsip psikologi positif dan pendidikan positif, dan pendekatan berbasis kekuatan ialah Inkuiri Apresiatif.
Dengan Inkuiri Apresiatif dapat mengembangkan visi dan prakarsa perubahan yang telah disusun dengan pendekatan berbasis kekuatan.
Dalam pengembangannya digunakan model BAGJA yang merupakan Model manajemen perubahan yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadaptasi dari model 5D sebagai bagian dari inkuiri
apresiatif (Define, Discover, Dream, Design, Deliver)
Dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) mampu menggali lebih dalam kekuatan-kekuatan yang ada pada diri untuk mewujudkan visi dan prakarsa perubahan.
Untuk menciptakan hal besar berawal dari mimpi yang besar dengan perencanaan yang berfikir positif dengan berlandaskan kekuatan diri bukan berawal dari permasalahan yang terjadi.
5 perubahan yang menurut Saya paling diperlukan sekolah demi mewujudkan visi murid merdeka dengan lebih efektif: ialah;
- Keaktifan murid dalam proses pembejaran
- Kemampuan teknologi digital pembelajaran
- Kesiapan murid menghadapai pembelajaran yang berdiferensiasi
- Pelestarian budaya local
- Perbaikan budi pekerti agar lebih bermartabat
Salam dan Bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar